Selasa, 20 November 2012

PILIH KASIH


Sebagai mahasiswa praktekan D3 keperawatan, hal yang paling dibenci adalah CI (Clinical Instructor) lahan yang killer yang bisa langsung bikin syok hipovolemik atau perawat senior yang gila hormat dan perfecsionis tingkat dewa yang bikin otak harus berputar mengalahkan kecepatan kipas angin. Dan yang baru kemarin saya alami adalah mendapati koordinator ruangan, seorang perempuan yang belum terlalu tua tapi memang sudah tidak muda, yang tidak memberikan feedback positif seperti apa yang saya harapkan.
Etika sudah saya pertahankan dan skill sudah saya maksimalkan ,tapi kenapa untuk mendapat score dan tanda tangan  harus dipersulit dengan memojokan saya pada hal-hal detail yang terlewatkan sehingga saya dianggap syah untuk salah.
Okey saya maklum, sepertinya itu sudah menjadi pembawaan dia sejak dalam kandungan. Ibunya mungkin ngidam cabe rawit satu kilo sehingga kata-katanya pedes minta ampun, atau mungkin dia masih ada family dengan singa Masai dari Afrika sana. Tapi yang mengecewakan  adalah perbedaan perlakuan yang terlalu mencolok terhadap rekan seperjuangan saya. Kenapa dia begitu mudah mendapatkan semuanya tanpa melalui rangkaian perjuangan yang amat sulit dan membuat saya bercucuran keringat dan tertekan mental.
Disini saya berfikir keras dan ternyata saya tidak menemukan alasan lain yang membedakan kami selain dia laki-laki.
Ini bukan soal iri atau lebih parahnya lagi sirik. Tapi diperlakukan berbeda itu rasanya seperti kita dibagi dalam system kasta dimana bangsawan mendapat perlakuan VIP sedangkan rakyat jelata mendapat kelas ekonomi. Bukankah saking antinya dengan perbedaan yang dianggap tidak pro dengan HAM, Negara bahkan sampai membuat UU pasal Pasal 27 (1) yang menyatakan kedudukan sama di dalam hukum. Tahun 1807 Inggris menghapus politik apartheid yang menilai kedudukan manusia berdasarkan ras.
Nah ini di tahun 2012 yang katanya sudah ada emansipasi kenapa masih ada saja masalah perbedaan perlakuan terkait perbedaan gender….?
Yang saya tau electra complex ataupun oedipus complex terjadi pada anak-anak saat fase phallic (3-5 tahun). Kenyataanya belakangan ini saya menemukan dewasa juga mengalaminya. Apa ini yang dimaksud puber kedua atau regresi pada seseorang yang menjelang lansia?
Entahlah yang jelas memang ada perlakuan seperti itu di dunia ini. Jadi jika anda menjadi mahasiswa praktekan dan mengalami apa yang saya rasakan maka Just let it flow aja lah, seperti kata RA Kartini habis gelap terbitlah terang, semua ada masanya…..//happy praktek :) //

Tidak ada komentar:

Posting Komentar